Thursday, 30 January 2025

Ciri-ciri Menuju Tua

 Menjadi tua itu keniscayaan. Setiap orang yang berumur panjang pasti mengalami fase ini. Walaupun ada juga, sih, yang sudah tua dari lahir. Merah tua, dan burung kakak tua, misalnya. Tetapi itu bukan konteks yang saya maksud. Tua di sini maksudnya secara hitungan bilangan umur dan suasana kebatinan mental ketika menginjak level tua.

Saya belum (merasa) tua, tetapi jalan menuju ke sana rasanya sudah tidak jauh lagi. Tahun ini usia saya 37 tahun, tentu belum pantas disebut tua, namun juga sudah terlalu mudah ngos-ngosan naik tangga di Stasiun Manggarai.

Otw tua membuat saya sadar mengapa Surat Izin Mengemudi harus diperbarui setiap periode tertentu. Saya kasih contoh beberapa ciri kalau kita sedang di fase menuju tua, nomor 3 akan membuatmu dan pak lurah terkejut.

  • Fokus Berkurang

Suatu pagi saya masuk minimarket untuk ambil uang di ATM. Tidak ada niat lain selain tarik tunai. Antre cukup lama karena ada oknum yang cukup lama pakai ATM. Sekadar saran, coba itu bank-bank bikin inovasi bangun sistem di mana maksimal orang pakai ATM itu 2-3 menit saja. Lebih dari itu alarm akan berbunyi dan memicu ember berisi air murni dari Gunung Salak tumpah ke kepala si pengguna ATM.

 Sampai mana tadi? Antre. Saya tidak memerlukan waktu lama untuk ambil uang. Setelah beres saya lihat-lihat sebentar rak dagangan minimarket. Tidak ada yang menarik untuk dibeli. Lalu saya berdiri di antrean orang yang mau bayar di kasir. Sampai lama-lama saya ikut maju dan tidak terasa sampai di depan meja kasir.

 “Silakan, Pak, belanjaannya? Atau mau top up aja?” tanya mbak kasir.

“Hah?” saya refleks merogoh saku celana dengan gestur panik, “nggak jadi, mbak!” saya keluar antrean dengan menahan malu setengah mati.

 KAN GUA NGGAK BELI APA-APA NGAPAIN IKUT ANTRE DI KASIR, MALIH???

  • Pegal

Gampang pegal adalah ciri fisik menuju tua yang paling saya tidak suka. Pulang pergi kerja menjadi dilema. Naik motor pegal di pinggang, naik kereta pegal di kaki, naik taksi online pegal di dompet. Mau tidak mau saya harus berdamai dengan keadaan ini.  Jadilah setiap gajian langsung ke tukang pijat.

  •   Antusiasme Berkurang

Entah dengan orang lain, kalau saya merasa bahwa antusiasme di dalam raga ini ada baterainya yang seiring bertambah usia maka semakin berkurang daya kapasitasnya. Ada beberapa hal yang beberapa tahun lalu sangat saya bela-belain dan sekarang jadi biasa saja.

 Menjalani hobi salah satunya. Sekarang saya tidak begitu antusias menunggu akhir pekan untuk nonton bola. Dulu, sih, udah siap banget sama aneka camilan dan racikan kopi untuk persiapan menonton kompetisi Eropa mulai dari selepas magrib hingga subuh menjelang. Sekarang lihat AC Milan menang ya senang, AC Milan kalah ya udah lah ya masih ada AC Changhong yang bikin adem.


  •         Jokes Bapak-bapak

Di sebuah minimarket saya mendengar percakapan,

“Mas, ini saya boleh minta kantong plastik, nggak?”

“Nggak bisa, Kak, kantong plastik khusus ojol aja.”

“Saya juga ojol, lho, Mas. Ojol lali, hahahahaha”

 

LUCU BANGET ANJEERRRR HAHAHAHAHA


  •        HAH?

Biasanya ini terjadi ketika dialog dengan istri, dan saya asyik main ponsel.

 Istri        : “Yah, jangan lupa kunci pintu!”

Saya       : “HAH?”

Istri        : “Kunci pintu, ntar keburu ketiduran.”

Saya       : “HAH?”

Istri        : “MAU KONCI PINTU, APA GUA LEBUR TUH HP JADI PELOR EMAS BUAT NEMBAK SI PITUNG???”

 Intinya perlu 2-3 ‘HAH’ untuk saya mencerna dan mendengar.

 Itu aja, sih, ciri-ciri menuju tua menurut saya. Sebetulnya ada yang lain, Cuma saya lupa. Ya namanya juga udah mau tua. Kalo ciri-ciri di atas ada di kamu, buruan deh atur jadwal medical check up.

Share: