Menjadi tua itu keniscayaan. Setiap orang yang berumur panjang pasti mengalami fase ini. Walaupun ada juga, sih, yang sudah tua dari lahir. Merah tua, dan burung kakak tua, misalnya. Tetapi itu bukan konteks yang saya maksud. Tua di sini maksudnya secara hitungan bilangan umur dan suasana kebatinan mental ketika menginjak level tua.
Saya belum (merasa) tua, tetapi jalan menuju ke sana rasanya
sudah tidak jauh lagi. Tahun ini usia saya 37 tahun, tentu belum pantas disebut
tua, namun juga sudah terlalu mudah ngos-ngosan naik tangga di Stasiun
Manggarai.
Otw tua membuat saya sadar mengapa Surat Izin Mengemudi harus diperbarui setiap periode tertentu. Saya kasih contoh beberapa ciri kalau kita sedang di fase menuju tua, nomor 3 akan membuatmu dan pak lurah terkejut.
- Fokus Berkurang
Suatu pagi saya masuk minimarket untuk
ambil uang di ATM. Tidak ada niat lain selain tarik tunai. Antre cukup lama
karena ada oknum yang cukup lama pakai ATM. Sekadar saran, coba itu bank-bank
bikin inovasi bangun sistem di mana maksimal orang pakai ATM itu 2-3 menit
saja. Lebih dari itu alarm akan berbunyi dan memicu ember berisi air murni dari
Gunung Salak tumpah ke kepala si pengguna ATM.
“Hah?” saya refleks merogoh saku celana
dengan gestur panik, “nggak jadi, mbak!” saya keluar antrean dengan menahan
malu setengah mati.
- Pegal
Gampang pegal adalah ciri fisik menuju tua yang paling saya tidak suka. Pulang pergi kerja menjadi dilema. Naik motor pegal di pinggang, naik kereta pegal di kaki, naik taksi online pegal di dompet. Mau tidak mau saya harus berdamai dengan keadaan ini. Jadilah setiap gajian langsung ke tukang pijat.
- Antusiasme Berkurang
Entah dengan orang lain, kalau saya merasa
bahwa antusiasme di dalam raga ini ada baterainya yang seiring bertambah usia
maka semakin berkurang daya kapasitasnya. Ada beberapa hal yang beberapa tahun
lalu sangat saya bela-belain dan sekarang jadi biasa saja.
- Jokes Bapak-bapak
Di sebuah minimarket saya mendengar
percakapan,
“Mas, ini saya boleh minta kantong plastik,
nggak?”
“Nggak bisa, Kak, kantong plastik khusus
ojol aja.”
“Saya juga ojol, lho, Mas. Ojol lali,
hahahahaha”
LUCU BANGET ANJEERRRR HAHAHAHAHA
- HAH?
Biasanya ini terjadi ketika dialog dengan
istri, dan saya asyik main ponsel.
Saya :
“HAH?”
Istri :
“Kunci pintu, ntar keburu ketiduran.”
Saya :
“HAH?”
Istri :
“MAU KONCI PINTU, APA GUA LEBUR TUH HP JADI PELOR EMAS BUAT NEMBAK SI PITUNG???”